Rabu, 02 Maret 2022

Hubungan Jasmani dan Hubungan Rohani

 


Ada dua macam hubungan di dunia. Pertama, hubungan jasmani, seperti hubungan dengan orang tua (ibu dan ayah), hubungan dengan saudara laki-laki dan saudara perempuan dsb. Kedua, hubungan ruhani dan keagamaan. Hubungan macam kedua ini, jika sempurna, maka akan lebih unggul daripada semua macam hubungan lainnya. Seseorang akan mencapai kesempurnaan hubungan rohani ini, bila dia berada dalam kebersamaan atau persahabatan hingga waktu yang lama. Lihatlah jamaah (kumpulan) para sahabat yang hidup bersama Rasulullah Muhammad saw. Hubungan rohani mereka dengan Rasulullah Muhammad saw. mencapai kesempurnaan, sehingga mereka tidak peduli lagi dengan tanah air mereka, tidak peduli dengan harta jekayaan mereka, dan tidak peduli dengan kerabat mereka. Bahkan jika perlu, mereka seperti domba yang mempertaruhkan kepala mereka di jalan Allah.

Bagaimana mereka mendapatkan kekuatan dan daya tahan untuk menanggung kesulitan dan penderitaan yang menimpa mereka? Rahasianya adalah hubungan mereka dengan Rasulullah Muhammad saw. sangat erat dan dekat. Mereka telah memahami kebenaran yang dibawa oleh beliau. Kemudian, di mata mereka dunia dan segala isinya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan perjumpaan dengan Allah Ta'ala.


Ingatlah, ketika kebenaran mempunyai pengaruh penuh, maka ia menjadi sebuah cahaya yang menjadi penunjuk jalan bagi orang-orang yang jatuh dalam kegelapan dan menyelamatkan mereka dalam setiap kesulitan.


Serangan pribadi yang dilakukan oleh orang-orang jahat dan kurang pengetahuan, yang dilakukan karena kebencian dan kedengkian, tidak mampu bersaing dengan kebenaran. Bahkan pengaruhnya pada mereka, mereka tidak bisa memahami kebenaran dan kebenaran itu tidak bisa menerangi hati mereka.


Memang benar, manusia dalam keadaan hampir mati ketika dia tidak memahami kebenaran. Begitu dia memahami kebenaran itu, dia merasakan kesegaran dan kegembiraan serta menuju ke cahaya. Bahkan ketika dia paham sepenuhnya, maka tidak ada kegelapan menyentuhnya. Kegelapan melahirkan kegelapan. Cahaya batin membawa cahaya lain. Itulah sebabnya, kegelapan dimisalkan dengan setan, sedangkan cahaya semisal Roh Kudus. Dengan demikian, di tempat cahaya pengetahuan dan keyakinan didirikan (diadakan), di sana tidak ada kegelapan.

(Malfuzat Amadiyyah, jld. 1, hlm. 277-278).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar