Sabtu, 02 April 2022

Mujahadah dan Istiqomah

 


Kehidupan Nabi Muhammad saw. di Mekah merupakan contoh yang luar biasa. Di satu sisi beliau menghabiskan seluruh hidup beliau dalam berbagai kesulitan. Beliau seakan-akan sendirian dalam perang Uhud. Sebagai rasulullah (utusan Allah), beliau menunjukkan tingkat keberanian dan keteguhan yang sangat tinggi dalam pertempuran.


Aku katakan yang sebenarnya, selama manusia tidak memasuki lorong (keberanian dan istiqomah) ini, dia tidak akan mendapatkan kesenangan atau kenikmatan.

Inilah kenikmatan yang setiap orang beriman dipanggil oleh Allah Ta'ala untuk menuju kepadanya. Orang merasakan kenikmatan itu sama seperti merasakan kenikmatan lainnya. Orang yang mencarinya tentu bisa menemukannya. Jika ada kelalaian dari sini, maka tidak akan ada pergerakan dari sana. Jika ada perjuangan dari sini, maka akan ada pergerakan juga dari sana.


Perjuangan (mujahadah) adalah sesuatu yang tanpa ia manusia tidak bisa meningkat dan tidak bisa mencapai posisi yang tinggi. 

Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Syarif:


وَالَّذِيْنَ جَاھَدُوْا فِيْنَا لَنَھْدِيَنَّھُمْ سُبُلَنَا


"Dan orang-orang yang berjuang untuk Kami, Kami pasti akan memimpin mereka di jalan Kami."

(Al-'Ankabut, 29:69).


Karena itu, berjuanglah dan berjuanglah di jalan Allah, agar jalan Allah terbuka untukmu. Dengan berjalan di jalan itu kamu bisa memperoleh kenikmatan dari Allah. Pada posisi dan keadaan itu, penderitaan dan kesulitan tidak menjadi masalah lagi.


Inilah posisi yang disebut syahiid dalam istilah Quran Syarif. Orang-orang memahami makna syahiid hanyalah orang yang mati terbunuh dalam berperang dengan orang kafir atau non-muslim. Jika syahiid hanya dimaknai seperti itu, maka para penentanng memiliki banyak peluang untuk mengecam. Mungkin inilah sebabnya orang Kristen dan orang Arya menganggap  Islam sebagai agama yang disiarkan dengan pedang.


Syahiid bukan hanya berarti orang yang mati karena berperang dengan non-muslim. Pengertian seperti itu bisa mencemarkan nama baik Islam. Kita masih melihat kebanyakan orang Islam jahil di perbatasan menganggap bahwa membunuh orang Inggris yang tidak bersalah sebagai perbuatan berpahala. Orang-orang jahil itu tidak tahu bahwa itu bukan jihad tetapi pembunuhan orang yang tidak bersalah.


Tujuan Islam bukanlah menimbulkan kerusakan dan kekacauan. Sebaliknya, tujuan Islam adalah mewujudkan kedamaian dan keselarasan.


Orang yang keberatan dengan perang dalam Islam akan terkejut melihat ada beberapa peraturan yang berlaku, seperti anak-anak, orang tua dan perempuan tidak boleh dibunuh. Orang yang membayar jizyah dibebaskan. Perang itu berdasar pada  prinsip pertahanan.


Syahiid artinya orang beriman yang memperoleh anugerah istiqomah khusus dari Allah Ta'ala. Dia dengan senang hati siap menanggung setiap penderitaan dan kesulitan di jalan Allah.

(Disarikan dari Malfuzat Ahmadiyyah, jld.1, hlm. 335-337)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar