Rabu, 09 Oktober 2019

Kunci Surga adalah Takwa



Kunci surga adalah takwa. Orang yang tidak percaya sepenuhnya kepada Allah Ta'ala, tidak mungkin bisa memperoleh ketenangan sejati. Kita lihat ada orang yang tidak percaya kepada Allah Ta'ala. Dia mempunyai uang banyak sekali yang dibawa lari pencuri. Dia tidak mampu berbicara pada orang lain tentang kejadian itu. Kemudian dia yang dikatakan hidup dalam surga dunia itu ditemukan bunuh diri. Betapa sering ada orang melakukan bunuh diri karena masalah kecil. Dari hal ini diketahui bahwa orang seperti itu lemah jiwanya dan pengecut. Dengan kesedihan sedikit saja, dia tidak mampu menanggungnya. Barangsiapa yang tidak mampu menanggung kesedihan dan tidak kuat menghadapi musibah, baginya tidak ada alat untuk mengenyam ketenangan atau kedamaian. 
Masalah intinya, kenikmatan dan kesenangan hanya terjadi dengan takwa. Barangsiapa bertakwa, ada ketenangan dan kesenangan abadi di dalam hatinya. Lihatlah, tatkala seseorang ada hubungan dengan teman atau kekasihnya, tentu dia akan merasa senang sekali. Begitu juga orang yang ada hubungan dengan Allah Ta'ala, niscaya dia akan memperoleh kesenangan atau kebahagiaan. Tetapi orang yang tidak ada hubungan dan ikatan dengan Allah, apa yang bisa dia harapkan?
Di negara-negara maju ditemukan banyak orang bunuh diri. Karena dalam hati mereka tidak ada ketenangan. Hanya karena kekurangan kebutuhan duniawi mereka segera bunuh diri. Sebaliknya, orang yang memiliki ketakwaan sejati dan punya hubungan dengan Allah Ta'ala, dia memperoleh kebahagiaan abadi yang dicapai dengan iman sejati. 
Segala sesuatu di dunia mengalami perubahan. Berbagai macam malapetaka datang dan pergi silih berganti, seperti diserang penyakit, anak meninggal dunia, dsb. Pendeknya ada saja kesedihan dan penderitaan. Hakikatnya, dunia itu tempat ujian dan musibah. Musibah itu membuat manusia tidak tertidur (terlena) dengan kenyamanan. 
Semakin luas hubungan manusia, semakin luas pula medan musibahnya. Tingkat musibah manusia yang punya hubungan dengan manusia lain bisa berkembang dari satu kesedihan menjadi 40 kali lipat. Karena jika hanya seorang diri kesedihannya pun sedikit. Tetapi apabila dia punya hubungan denga istri, anak, ibu, ayah, saudara perempuan, saudara laki-laki dan hubungan lainnya; kemudian salah seorang di antara mereka mengalami kesulitan, maka hal ini bisa menjadi musibah yang menyedihkan.
Ada anggapan yang salah bahwa hanya dengan harta manusia bisa bahagia. Misalkan, ada orang yang mempunyai harta berlimpah-limpah. Tetapi kesehatannya tidak baik, misalnya ada gangguan pada lambung. Apakah dia bisa menikmati kehidupan surgawi (hidup bahagia)? Sama sekali tidak. Dengan demikian diketahui bahwa harta bukanlah yang mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan hakiki. Sungguh benar, orang yang mempunyai hubungan dengan Allah Ta'ala, itulah dari berbagai sisi memberikan kehidupan surgawi. Sebab Allah Ta'ala berkuasa mencegah datangnya musibah dan meniadakan keterbatasan harta darinya. Atau seandainya ada musibah nenimpanya, Allah
 bisa menganugerahkan kekuatan dan semangat dalam hatinya, sehingga dia mampu menghadapinya.
(Disarikan dari Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 4, hlm. 221-222).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar