Minggu, 22 September 2019

Takut pada Allah Bukan Takut pada Bencana



Jadilah mukmin sejati. Teruslah berdoa sebelum turunnya azab. Karena saat setelah turunnya azab, doa tidak akan terkabulkan. Tatkala Allah Ta'ala memberikan penangguhan, waktu itu hendaklah kamu gunakan untuk membuat Allah ridha. Tetapi bila dengan perbuatan buruk dan dosa kamu, kamu membuat-Nya marah dan meledak kemarahan-Nya, dan kamu melihat azab Ilahi, tobat dan istighfar saat itu tidak ada faedahnya. Setelah keputusan hukuman diterapkan, maka tobat menjadi sia-sia.
Contohnya, seperti seorang pangeran yang menyamarkan diri (sebagai pengemis) keluar dari istana. Kemudian pergi ke rumah orang kaya, meminta makanan dan pakaian padanya. Orang kaya itu meskipun punya kemampuan malah menertawakan dan mengusir dia dari rumahnya. Demikian, dia berjalan keliling ke rumah- rumah orang kaya. Dari semua tempat yang dia datangi, dia kembali dengan tangan hampa, tidak terpenuhi keinginannya. Namun kemudian ada orang kaya yang mau menerima dia dengan hangat dan sopan serta menjamunya. Dia dipersilakan duduk di atas kursi. Dia diberi minuman manis sebagai ganti air, nasi dengan daging sebagai ganti roti kering, dan pakaian yang bagus sebagai ganti pakaian yang sobek.
Kamu sendiri bisa memahami, apa yang mungkin akan dilakukan oleh pangeran yang sebenarnya kandidat raja terhadap para orang kaya yang dengan angkuh mengusirnya? Jelas, pangeran akan memberikan hukuman kepada mereka karena perlakuan buruk mereka. Sebaliknya, pada orang yang memberikan perhatian lebih pada pangeran, pasti pangeran akan memberikan perlakuan terbaik padanya, yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Pendek kata, kebaikan adalah perbuatan yang dilakukan sebelum turunnya azab. Jika dilakukan sesudah turunnya azab, maka tidak ada faedahnya. Allah Ta'ala tidak menerima kebaikan yang dilakukan hanya dari dorongan fitrah. Ketika perahu mulai tenggelam, maka semua orang menangis dan berdoa. Tetapi karena tangis dan jeritan waktu itu akibat tuntutan fitrah, maka ia tidak mungkin berguna pada waktu itu. Tangisan, jeritan dan doa ke hadirat Allah itu bisa bermanfaat, yang dilakukan dalam keadaan aman.
Tatkala wabah telah melanda di pemukiman, maka orang yang mulai bertobat dan beristighfar saat itu berarti takut pada wabah bukan takut pada Allah. Tuhannya wabah bukan Allah. Apabila ada orang takut kepada Allah Ta'ala, maka Dia akan menunjuk para Malaikat untuk melindunginya dengan berbagai cara dan dia tidak akan mengalami kerugian.
(Disarikan dari Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 4, hlm. 137-138).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar