Minggu, 08 September 2019

Mengapa Allah Merahasiakan Sebagian Masalah Akhirat?



Iman bukanlah hal yang di dalamnya tidak ada filsafatnya. Dalam kerahasiaan (hal yang wajib diimani) terdapat filsafat yang agung. Seandainya semua hal terungkap dengan sempurna, tidak ada hal yang tersembunyi (rahasia), dan semua keadaan kehidupan di akhirat dan ridha Allah Ta'ala dapat diketahui dengan baik, maka kebaikan tidak berarti dan tidak ada nilainya. Dengan beriman (percaya) pada hal- hal yang jelas, yang dapat dirasakan, yang dapat disaksikan dan dibuktikan, tidak akan mendapatkan pahala. Orang yang percaya dan mengakui adanya masjid, pohon, atau matahari tidak berhak menerima balasan (ganjaran). Tetapi orang yang dengan akal dan pikirannya beriman (percaya) pada hal yang tersembunyi (rahasia),  dia pasti ditetapkan sebagai orang yang patut dipuji dan berhak mendapatkan berbagai macam pujian.
Apabila setiap hal telah terungkap sepenuhnya, lalu apa artinya ganjaran? Misalnya, jika ada orang melihat bulan sabit pada hari ke-29, penglihatannya dapat dianggap sebagai sesuatu yang layak dipuji. Tetapi jika ada orang melihat bulan pada hari ke-14, saat ia telah menjadi bulan purnama dan telah menyebarkan cahaya sempurnanya di seluruh dunia, kemudian dia mengatakan berulang-ulang, "Datanglah, saya akan menunjukkan bulan padamu!" Tentu hal itu menjadi bahan tertawaan dan dianggap sebagai perkataan yang tanpa guna.
Singkatnya, kemampuan setiap orang tampak dari firasat (insight)nya. Allah Ta'ala menyembunyikan (merahasiakan) sebagian masalah, dan menampakkan sebagian yang lain. Jika Dia memperlihatkan sepenuhnya setiap masalah, maka pahala iman menjadi hilang. Jika setiap masalah dirahasiakan, maka keseluruhan agama tertindas dalam kegelapan, dan tidak ada hal yang meyakinkan. Tidak ada agama yang bisa menyebutkan kesalahan yang lain. Prinsip pertanggungjawaban tidak bisa berdiri kokoh. Karena ini seperti kesulitan yang tidak bisa dipecahkan atau beban yang tidak bisa dipikul. Allah Ta'ala berfirman:
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَھَا
"Allah tidak membebani suatu jiwa kecuali menurut kemampuannya." (Al Baqarah, 2:286).
Allah Ta'ala memberikan sedikit ujian untuk manusia, yang di dalamnya tidak ada kesulitan yang sangat besar. Meskipun alam akhirat begitu sulit dipahami, karena di luar  daya paham manusia, dan orang yang pergi ke sana tidak kembali; namun Allah Ta'ala terus mengadakan serangkaian penerangan dan berkah. Dengan lantaran itu alam akhirat dapat mulai diketahui di dunia ini, dan masalah rahasia akhirat adalah hal pasti (tidak bisa dimungkiri).
(Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 3, hlm. 35-36).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar