Umat Islam sangat beruntung, karena Tuhan mereka mendengarkan doa-doa. Terkadang terjadi, seseorang berdoa dengan memelas, tetapi hasil doanya tampaknya ditunda. Apa sebabnya? Ketika pengabulan doa ditangguhkan, perlu diingat hal-hal mendasar sebagai berikut:
Pertama, semua urusan dunia terjadi secara bertahap. Misalnya, seorang anak manusia untuk menjadi pemuda begitu banyak tahapan yang harus dilalui. Sebutir biji, betapa lama penangguhannya untuk menjadi pohon. Begitu pula perkara alamiah dari Allah Ta'ala juga terjadi secara bertahap.
Kedua, dalam penundaan (pengabulan doa) itu ada kebijakan Ilahi, agar kebulatan tekad dan keteguhan hati manusia menjadi matang atau kuat. Dengan demikian dapat diperoleh kekuatan dan kemantapan sepenuhnya dalam ma'rifat Ilahi (pengenalan Tuhan).
Semakin tinggi derajat yang ingin dicapai, semakin banyak pula usaha keras dan waktu yang dibutuhkan. Hal ini termasuk sunatullah. Jadi keteguhan hati merupakan hal yang baik sekali. Jika ia tidak ada maka manusia tidak bisa mencapai tingkat keberhasilan. Oleh karenanya, pertama-tama manusia perlu dijatuhkan dalam kesulitan. Allah berfirman:
اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"Sesungguhnya beserta dengan kesukaran adalah kemudahan." (Al Insyirah, 94:6).
Tidak ada kesuksesan dan kesenangan dunia yang pada awalnya bebas sama sekali dari kesedihan dan kesulitan. Apabila ada iman yang kuat bahwa Allah Ta'ala mendengarkan doa-doa kita, maka iman seperti itu akan memberikan satu kenikmatan meski kita dalam keadaan yang paling sulit, ia akan memberikan dukungan tertinggi saat kita sedih. Karena dalam keadaan sulit dan sedih, bila tidak ada perlindungan, maka hati manusia menjadi lemah. Akhirnya dia putus asa dan mendekati kehancuran, hingga cenderung bunuh diri. Bahkan di negara-negara Eropa khususnya, sering ditemukan orang-orang seperti itu. Mereka sedikit putus asa lalu membinasakan diri dengan senjata api. Orang-orang yang bunuh diri seperti itu dikarenakan kelemahan iman dan agama mereka. Jika dalam agama mereka terdapat kekuatan, maka agama itu tentu memberi petunjuk pada penganutnya bagaimana usaha untuk keluar dari keputusasaan itu. Orang yang punya iman pada Allah Ta'ala dan yakin seyakin-yakinnya pada Dzat yang Maha Kuasa bahwa Dia mendengarkan doa-doa manusia dalam waktu kesulitan dan menjawabnya, dalam hatinya akan muncul kekuatan dan keteguhan. Doa-doa seperti itu hakikatnya sangat berharga, dan orang yang berdoa kepada Allah Ta'ala akhirnya berhasil. Termasuk kebodohan dan ketidaksopanan, manusia yang ingin berselisih dengan kehendak Allah Ta'ala. Misalnya, berdoa agar matahari keluar pada bagian awal malam, atau berdoa dengan doa-doa sejenis itu. Penyampaian doa-doa semacam itu termasuk kesombongan di sisi Allah Ta'ala. Selain itu, orang yang dalam doanya suka tergesa-gesa dan bingung akan mengalami kerugian dan kekecewaan.
(Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 3, hlm. 84-85).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar