Ingatlah, doa adalah satu hubungan sempurna antara hamba dengan Tuhan. Apabila dalam doa tidak ada pengaruhnya, maka ada dan tidak adanya hubungan itu sama saja. Doa itu dalil yang kuat untuk mengenal Allah Ta'ala dan bukti yang sangat penting untuk keberadaan-Nya. Allah berfirman:
يَمْحُوا اللّٰهُ مَايَشَآءُ وَيُثْبِتُ
"Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)." (Ar Ra'd, 13:39).
Yakni, ada dalam kekuasaan Allah penghapusan dan penetapan (sesuatu).
Lihatlah benda-benda langit, betapa agung dan indah nampaknya. Dengan melihatnya, beberapa orang bodoh mulai memujanya. Mereka mempercayai ada sifat-sifat ketuhanan pada benda-benda itu. Seperti penganut Hindu, pengikut Zoroaster, dan pemuja unsur alam lainnya yang menganggap matahari dll. sebagai pujaannya. Apakah orang-orang seperti itu dapat menyatakan bahwa matahari itu terbit dan terbenam dengan kuasa dan kendalinya sendiri? Sama sekali tidak. Seandainya dianggap ia terbit dan terbenam atas kuasanya sendiri, itu tidak ada buktinya. Coba berdoalah (mintalah) di hadapan matahari, agar ia tidak nampak satu hari atau terbenam pada waktu tengah hari, dengan demikian dapat diketahui hakikat kekuatan dan kehendaknya. Matahari terbit dan terbenam dengan ajeg pada waktu tertentu, jelas menunjukkan bahwa hal itu di luar kekuasaan dan kehendaknya. Suatu zat dapat diketahui bahwa ia yang memiliki kehendak, apabila ia mendengar doa (permintaan) dan menanggapinya sesuai dengan kekuasaan dan kekuatannya.
Pendek kata, seandainya dalam Islam tidak ada terkabulnya doa, maka bisa timbul keragu-raguan tentang adanya Allah Ta'ala. Agama yang di dalamnya tidak ada keyakinan tentang terkabulnya doa, tentu di dalamnya juga tidak ada dalil tentang keberadaan Allah. Keyakinanku, barangsiapa yang tidak beriman (percaya) pada doa dan pengabulannya, dia celaka dan mengingkari keberadaan Allah.
Cara untuk mengenal Allah Ta'ala yaitu manusia hendaklah selalu berdoa selama dalam hati belum dipenuhi keyakinan yang kuat tentang Allah, dan belum datang suara 'Ana-l Haq' (Aku Tuhan). Biarpun tidak ada keraguan sedikitpun bahwa untuk mencapai tingkat ini banyak sekali kesulitan dan penderitaan, tetapi obat untuk semua itu adalah sabar. Ingatlah, seseorang tidak dapat memperoleh karunia dengan doanya, selama dia belum tekun berdoa dengan penuh kesabaran dan keajegan. Dalam keadaan bagaimanapun jangan pernah berburuk sangka pada Allah Ta'ala. Sebaliknya, dengan membayangkan Pemilik semua kekuasaan dan kehendak, dan senantiasa tekun berdoa dengan kesabaran, maka akan datang waktunya bahwa Allah Ta'ala mendengarkan doa-doa itu dan menjawabnya. Orang yang menggunakan resep ini, tidak akan pernah celaka, bahkan dia pasti berhasil dalam mencapai tujuan-tujuannya.
(Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 3, hlm. 86-87).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar