Rabu, 21 Agustus 2019

Hubungan Akhir Al-Fatihah dengan Akhir Al-Quran



Fitnah "maghdhuubi 'alaihim" (orang yang terkena murka) diisyaratkan dalam surat Tabbat (Al-Lahab). 
Ada hubungan kata "dhoolliin" (orang yang sesat) dengan surat Al-Ikhlash di akhir Quran Syarif. Setelah itu ada dua surat, yaitu surat Al-Falaq dan An-Nas. Dalam kedua surat tersebut terdapat penjelasan untuk mohon perlindungan dari masa gelap. Ketika fatwa kafir diterapkan kepada Masih Mau'ud, pada waktu yang sama muncullah fitnah "maghdhuubi 'alaihim" (orang yang terkena murka), dan kesesatan serta kegelapan kekristenan melingkupi dunia. Karena itu, sebagaimana dalam surat Al-Fatihah yang merupakan permulaan Quran diajarkan doa untuk menyelamatkan diri dari kedua cobaan (fitnah), begitu pula pada akhir Quran Syarif juga diajarkan doa untuk bisa selamat dari fitnah-fitnah itu. Hal ini agar terbukti bahwa terdapat hubungan antara awal dengan akhir. 
Aku telah berkali-kali menjelaskan penyebutan fitnah dalam surat Al-Fatihah. Namun aku juga perlu menjelaskan secara singkat penyebutan fitnah yang terdapat pada akhir Quran Majid. Dari antara tiga surat akhir yang ada hubungan dengan "dhoolliin" (orang yang sesat), surat Qul huwallooh (Al Ikhlash) adalah intinya. Sedangkan dua surat lainnya sebagai penjelasannya. Inilah terjemah surat Al Ikhlash: Katakan (kepada kaum Nasrani) bahwa Dia Allah itu esa. Allah itu mandiri, segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada satupun yang sama dengan-Nya.
Kemudian dalam surat Al Falaq diajarkan doa untuk menyelamatkan diri dari fitnah (Nasrani) itu.
Kita juga diperintahkan mohon perlindungan dari keburukan orang-orang yang dengki ketika mereka mulai dengki.
Kemudian pada surat terakhir (An Nas), diajarkan doa agar manusia selamat dari bisikan setan. Sebagaimana surat Fatihah diakhiri dengan "dhoolliin" (orang yang sesat). Demikian pula surat terakhir diakhiri dengan penyebutan "khonnaas" (setan). Agar diketahui  hubungan "dhoolliin" dengan "khonnaas".
(Disarikan dari Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 3, hlm. 95-97).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar