Hendaklah diingat, tatkala ada Nabi datang dari sisi Allah, dia datang dengan mengemban dua tugas. Dia berkewajiban melaksanakan tugas yang diamanahkan itu. Pertama, menyampaikan kalam Ilahi. Kedua, mempertunjukkan perbuatan yang sesuai dengan kalam Ilahi. Dua hal ini hakekatnya bersumber dari Allah Ta'ala. Mereka disebut Kitab dan Sunnah. Sekarang, hal ketiga digabungkan bersama keduanya, ia adalah Hadits. Keyakinan kami, selama Hadits itu tidak sesuai dengan Kitab dan Sunnah, kami tidak akan menerima atau mempercayai. Sebagian orang mengecoh, mencampurkan Sunnah dengan Hadits menjadi satu. Padahal mereka dua hal yang berbeda dan terpisah. Sunnah maknanya jalan atau perbuatan. Sedangkan Hadits pengertiannya hanya perkataan. Yakni perkataan Nabi Muhammad saw. yang dihimpun jauh sesudah beliau wafat. Apa saja yang Nabi Muhammad saw. dapatkan dari Allah Ta'ala, beliau jelaskan dengan jalan Sunnah. Misalnya perintah salat, beliau menjelaskannya dengan mempraktekkan salat. Begitu pula zakat dan sejumlah masalah yang berhubungan dengannya, haji dan rukun-rukunnya, puasa dan hal-hal yang berhubungan dengannya. Pendek kata, semua hal yang beliau terima dari Allah Ta'ala, beliau demonstrasikan dengan perbuatan. Perbuatan beliau ini disebut Sunnah, yang sama sekali terpisah dari Hadits. Seperti Quran Syarif, rangkaian pengamalan Sunnah ini terjaga. Seandainya tidak ada Hadits, apakah penentang kami dapat mengatakan bahwa orang Islam tidak salat, tidak berpuasa, tidak membayar zakat, atau tidak melaksanakan haji? Sama sekali tidak. Sebaliknya, (sejak masa Nabi Muhammad saw. masih hidup) salat, puasa, zakat, haji, dan kewajiban-kewajiban agamawi lainnya sudah ada dan dilaksanakan seperti sekarang ini. Tidak ada yang bisa mengatakan bahwa (dari masa hidup Nabi Muhammad saw.) hingga zaman Hadits, yang waktunya hingga 200 tahun, tidak ada pengamalan kewajiban-kewajiban agamawi di kalangan umat Islam, dan selama belum tersusun buku Hadits sahih Bukhari dan Muslim tidak ada orang Islam yang menjalankan kewajiban agamawi. Seandainya ada yang mengatakan seperti itu, itu penistaan terhadap Quran dan Nabi Muhammad saw., seakan-akan beliau tidak menunaikan tugas beliau.
Segala sesuatu ada dalam Quran. Selain itu, ada bukti tindakan Nabi Muhammad saw. sebagai penjelasannya. Nabi Muhammad saw. menerima ilmu dengan lantaran Jibril yang tak berdosa (ma'shum). Kemudian beliau memperlihatkan dengan perbuatan beliau. Maka jangan pernah terkecoh dengan pernyataan bahwa Hadits dan Sunnah itu satu. Dari sekian banyak Hadits, yang sahih dan yang dapat dipercaya adalah Hadits-hadits yang tidak bertentangan dengan Kitab (Quran) dan Sunnah.
(Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 3, hlm. 102-103).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar