Minggu, 21 Juli 2019

Kisah Dzul Qarnain sebagai Nubuat



Allah Ta'ala menjelaskan dan menegaskan kebenaran jemaah ini dalam Quran Syarif dengan cara dan sudut pandang yang berbeda-beda. Sejauh ini dalam setiap kisah mengisyaratkan ke arah itu. Misalnya kisah Dzul Qarnain, di dalamnya ada nubuat tentang itu. Dengan membaca Quran Syarif (Al Kahfi, 18:83-101) dapat diketahui bahwa Dzul Qarnain pergi ke arah barat. Dari tempat itu kelihatan matahari terbenam, yakni ditemukan kegelapan. Dia melihat sumber air (laut) berlumpur hitam. Di sana terdapat satu umat. Kemudian dia berjalan ke arah timur (ke tempat terbitnya matahari). Dia melihat satu umat yang berjalan di bawah cahaya matahari, tanpa ada perlindungan. Kemudian dia bertemu umat ketiga yang memohon agar mereka diselamatkan dari Ya'juj dan Ma'juj.
Ini kelihatannya sebuah kisah, tetapi hakekatnya sebuah nubuat agung yang berhubungan dengan zaman sekarang. Allah Ta'ala telah membuka sebagian kebenaran, dan merahasiakan sebagian yang lain, agar manusia menggunakan kekuatannya. Apabila manusia hanya menggunakan ilmu yang ditulis dan dijelaskan, dia bukanlah manusia sejati.
Disebut Dzul Qarnain karena dia menemukan (mengalami) dua abad. Sekarang, pada waktu Allah Ta'ala mengutus aku (Mirza Ghulam Ahmad), kedua abad pun disatukan (abad ke-13 dan 14 Hijriah). Apakah ini ada dalam kekuatan manusia? Dengan demikian dua abad disatukan bagi seluruh umat, umat Hindu, umat Kristen dsb. Singkatnya, Dzul Qarnain artinya yang menemukan dua abad. Untuk itu Allah Ta'ala menyebutkan tiga umat. Umat pertama, yaitu umat yang berada di Barat. Di sana matahari terbenam dan itu merupakan sumber kegelapan. Mereka umat Kristen yang matahari kebenarannya telah terbenam. Tidak ada lagi kebenaran dan cahaya samawi pada mereka.
Umat kedua, yaitu umat yang berada di dekat matahari, tetapi tidak dapat memanfaatkan matahari. Mereka adalah umat Islam. Pada mereka sekarang ini ada matahari kebenaran Quran Syarif, tetapi makhluk bumi (daabbatul ardh) telah membuat mereka bodoh. Mereka tidak bisa memperoleh manfaat darinya, kecuali terbakar dengan kedengkian dan menanggung kesedihan yang disebabkan oleh pemujaan pada benda-benda lahiriah. Jadi umat ini sangat malang.
Umat ketiga, yaitu umat yang memohon kepada Dzul Qarnain untuk menutup pintu Ya'juj dan Ma'juj, agar mereka selamat dari serangan-serangannya. Mereka adalah umat yang menerima aku (Mirza Ghulam Ahmad) dengan ikhlas dan ketulusan hati. Dengan pertolongan Allah Ta'ala aku menyelamatkan umat itu dari serangan yang dilakukan oleh Ya'juj dan Ma'juj.
Sekarang ini Allah Ta'ala sedang mempersiapkan kamu. Oleh karena itu, bertobatlah dengan sungguh-sungguh dan ridhakanlah Allah Ta'ala dengan ketulusanmu. Itulah kewajibanmu. Agar 'mataharimu' tidak terbenam dan kamu tidak ditetapkan sebagai orang yang berjalan di tempat sumber kegelapan. Agar kamu tidak termasuk golongan orang-orang yang tidak memanfaatkan 'matahari'. Maka raihlah manfaat sepenuhnya dari 'matahari' itu, dan minumlah 'air' dari sumber yang bersih agar Allah mengasihani kamu. Orang malang adalah orang yang tidak meyakini dan tidak menunggu janji-janji Allah Ta'ala dengan tulus dan sabar, tapi meyakini janji-janji setan. Janganlah kamu bersedih dan berkecil hati. Dalam keadaan sulit janganlah bingung.
(Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 3, hlm. 73-74).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar