Lihatlah, di dunia ada dua macam manusia.
Pertama, manusia yang menerima Islam, juga selalu sibuk dalam urusan dunia dan perdagangan. Setan naik di atas kepalanya. Maksudnya, bukanlah berdagang itu dilarang, sama sekali tidak. Karena para sahabat Nabi Muhammad saw. juga berdagang. Tetapi mereka dalam setiap perkara selalu menjunjung agama melebihi dunia. Mereka ketika memeluk Islam memperoleh ilmu yang benar tentang Islam yang pasti memenuhi hati mereka. Inilah sebabnya mereka tidak gentar terhadap serangan setan di medan ujian. Mereka tidak bisa berhenti menunjukkan perkara kebenaran. Maksudnya, manusia macam pertama yaitu manusia yang benar-benar menjadi budak dunia dan menjadi pemujanya. Setan berkuasa dan berpengaruh pada manusia seperti itu.
Kedua, manusia yang siang dan malam senantiasa fokus memikirkan perkembangan agama. Inilah kelompok yang disebut pasukan Allah (hizbullah) (5:56). Mereka memperoleh kemenangan terhadap setan dan laskarnya. Karena harta berkembang dengan perdagangan, maka Allah Ta'ala juga menetapkan keinginan untuk mencari (ilmu) agama dan pengembangan agama sebagai perdagangan. Seperti difirmankan oleh Allah:
يٰٓاَيُّھَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ھَلْ اَدُلُّکُمْ عَلٰی تِجَارَۃٍ تُنْجِيْكُمْ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ
"Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan kepada perdagangan yang akan menyelamatkan kamu dari siksaan yang pedih?" (Ash Shaff, 61:10).
Perdagangan yang paling baik adalah perjuangan untuk agama, yang dapat menyelamatkan dari azab yang pedih. Dengan firman Allah Ta'ala itu, aku berharap orang tidak berkurang hasratnya pada agama dan pengembangannya. Aku khawatir orang yang kurang kecintaannya pada agama akan dikuasai oleh setan. Oleh sebab itu, janganlah malas! Tanyakanlah setiap masalah yang belum difahami, agar bertambah pengetahuan dan kearifanmu. Bertanya tidaklah haram. Bertanyalah dengan dukungan pemikiran untuk peningkatan amal. Barangsiapa ingin meningkatkan amalnya, hendaklah membaca Quran Syarif dengan merenungkannya. Tanyakanlah bagian yang tidak dimengerti. Dengan bertanya pada orang lain bagian yang tidak bisa difahami, akan mendatangkan manfaat.
(Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 3, hlm. 76).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar