Berdasarkan apa yang diajarkan para Nabi, Utusan Allah kepada kita dan kesaksian dari beberapa kejadian yang benar, dapat diketahui dengan jelas bahwa hukum pembalasan yang Allah Ta'ala tentukan rangkaiannya dimulai dari dunia ini. Hukuman yang manusia dapatkan di dunia ini, dari kejahatan yang dia lakukan, apakah dia sendiri merasa atau tidak, tujuannya untuk menjadi peringatan. Agar dengan tobat manusia yang jahat melakukan perubahan nyata keadaannya. Selain itu, hubungan dengan Allah Ta'ala untuk pengabdian pada-Nya yang semula dia lalaikan, kemudian dia menyadarinya dan menegakkannya. Waktu itu (waktu berlangsung hukuman), ada manusia yang memanfaatkan peringatan itu dan ingin mengobati kelemahannya dengan pertolongan Allah Ta'ala. Tetapi ada juga yang menjadi semakin berani dengan akhlak buruknya, pembangkangannya semakin meningkat dan kemudian menjadi orang yang mewarisi Jahannam.
Hukuman yang diberikan sebagai peringatan di dunia ini seperti hukuman di sekolah. Sebagaimana di sekolah, hukuman ringan diberikan kepada anak-anak karena kelalaian dan kemalasan mereka. Tujuan guru memberikan hukuman itu bukanlah agar mereka tertutup kesempatannya untuk mendapatkan ilmu, melainkan agar mereka mengerti tujuan utamanya bersekolah dan menjadikan mereka lebih berhati-hati dan penuh perhatian untuk waktu yang akan datang. Begitu pula Allah Ta'ala memberikan hukuman pada manusia karena kejahatannya di dunia ini, tujuan utamanya agar manusia bodoh yang menzalimi dirinya menyadari kejahatannya dan akibat buruknya, kemudian menjadi takut dengan keagungan dan kemahakuasaan Allah Ta'ala, serta kembali kepada-Nya.
Tatkala manusia melakukan satu perbuatan, maka dari sisi Allah Ta'ala pun ditetapkan satu perbuatan sebagai akibatnya. Misalnya, ketika kita makan racun dengan takaran yang cukup, maka akibatnya kita tentu akan mati. Di sini, makan racun adalah perbuatan kita sendiri, terhadap perbuatan kita itu muncullah perbuatan dari sisi Allah Ta'ala, yakni Dia membuat kita mati. Atau misalnya, jika kita menutup jendela-jendela kamar rumah kita, ini perbuatan kita. Sehubungan dengan ini, dari sisi Allah Ta'ala akan berlaku perbuatan Allah yang mengakibatkan kamar itu menjadi gelap. Demikianlah kaidah perbuatan manusia serta perbuatan Allah Ta'ala sebagai akibat (yang mengikuti) perbuatan manusia yang berlangsung di dunia. Sebagaimana kaidah ini berhubungan dengan hal-hal lahiriah yang contohnya bisa kita lihat setiap hari dalam pengaturan jasmani, begitu pula kaidah ini juga berhubungan dengan hal-hal batiniah. Satu prinsip penting untuk memahami tentang hukum pembalasan adalah, setiap perbuatan kita, apakah perbuatan baik atau buruk, tentu mengandung pengaruh sebagai akibatnya, yang munculnya setelah kejadian perbuatan kita. Sesudah itu kita diberi siksaan atau kenikmatan sebagai balasan atas dosa-dosa kita atau kebaikan-kebaikan kita.
(Manzur Ilahi/Malfuzat Ahmadiyyah jld. 2, hlm. 377-379).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar