Rabu, 01 Mei 2019

Menggapai Surga dengan Iman dan Amal Saleh



وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَھُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِیْ مِنْ تَحْتِھَا الْاَنْھٰرُ
"Dan berilah kabar baik kepada orang yang beriman dan berbuat baik, bahwa mereka akan mewarisi Taman yang di bawahnya mengalir sungai-sungai." (Al Baqarah, 2:25).
Dalam ayat ini Allah Ta'ala mengibaratkan iman bagaikan taman, amal saleh (perbuatan baik) bagaikan sungai-sungai, dan hubungan sungai yang mengalir dengan taman bagaikan hubungan amal saleh dengan iman. Sebagaimana tidak mungkin ada taman bisa subur dan menghasilkan buah, tanpa air. Begitu pula iman yang tidak disertai amal saleh, tidak mungkin berguna.
Apakah Surga itu? Surga adalah perwujudan atau penjelmaan iman dan amal saleh. Surga juga seperti Neraka, bukan sesuatu dari luar, melainkan berasal dari dalam diri manusia. Ingatlah, kesenangan dan kenikmatan yang kita peroleh di alam Akhirat terwujud dari jiwa suci yang kita persiapkan di dunia.
Iman suci diumpamakan seperti tanaman muda. Perbuatan baik dan akhlak luhur diumpamakan sebagai sungai-sungai untuk mengairi, meningkatkan kesuburan dan kesegaran tanaman itu. Di dunia ini, gambaran Surga itu seperti apa yang dilihat dalam mimpi, tetapi di alam Akhirat ia secara nyata akan benar-benar dirasakan dan dilihat. Itulah sebabnya dalam Quran Syarif termaktub bahwa ketika penghuni Surga akan diberi bagian dari kenikmatan-kenikmatan itu, mereka akan mengatakan:
ھٰذَا الَّذِىْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَاُتُوْا بِهٖ مُتَشَابِھَا
"Ini adalah yang diberikan kepada kami dahulu; dan mereka diberi yang serupa dengan itu." (Al Baqarah, 2:25).
Maksudnya, bukanlah susu, madu, anggur, delima, dsb. yang kita makan dan kita minum di dunia ini yang akan kita terima di sana (di Surga). Melainkan benda-benda itu berbeda sama sekali dari segi jenis dan keadaannya. Ya... hanya persekutuan nama yang didapatkan. Meskipun gambaran secara jasmaniah semua kenikmatan itu telah ditunjukkan, tetapi bersama itu juga telah dijelaskan bahwa benda-benda di alam Akhirat menerangi ruh, dan yang menghasilkan pengenalan Allah sumbernya ruh dan kebenaran. Sungguh salah memaknai ayat  رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ (yang diberikan kepada kami dahulu) dengan makna 'nikmat-nikmat jasmaniah dunia. Sebaliknya, maksud Allah Ta'ala dari ayat ini adalah, orang-orang beriman yang melakukan amal saleh berarti mereka mempersiapkan Surga dengan tangannya yang buahnya akan mereka makan dalam kehidupan di Akhirat. Karena buah itu secara ruhaniah mungkin juga telah mereka makan di dunia, maka di alam Akhirat mereka akan mengenalnya dan akan mengatakan bahwa ini buah yang telah mereka kenal. Ada perkembangan ruhani yang terjadi di dunia. Oleh karena itu, orang-orang yang mengabdi dan mengenal Allah akan mengenal itu semua.  (Manzur Ilahi/Malfuzat Ahmadiyyah jld. 2, hlm. 382).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar