Rabu, 08 Mei 2019

Kekuatan Akhlak



Allah Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيٌّھَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْا
"Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah, dan tingkatkanlah kesabaranmu, dan jagalah (perbatasan)." (Ali Imran, 3:200).
Kesabaran itu ibarat satu titik yang kemudian berkembang dalam bentuk lingkaran yang melingkupi segala sesuatu. Akhirnya, kesabaran itu berpengaruh juga pada orang jahat. Oleh karenanya, manusia hendaklah jangan lepas dari takwa. Berjalanlah dengan kukuh di atas jalan takwa. Karena orang bertakwa pasti berpengaruh. Kemuliaannya berpengaruh juga dalam hati para musuh.
Ada banyak bagian takwa. Menghindari ujub atau kagum pada diri sendiri, menghindari harta haram, dan menyelamatkan diri dari akhlak buruk juga termasuk takwa. Barangsiapa memperlihatkan akhlak baik, musuhnya pun bisa menjadi teman. 
Allah Ta'ala berfirman:
اِدْفَعْ بِالَّتِىْ ھِیَ اَحْسَنُ السَّيٍّىَٔةَ
"Tolaklah keburukan dengan apa yang paling baik." (Al Mu'minun, 23:96).
Pikirkan, petunjuk ini mengajarkan apa? Dalam petunjuk ini Allah Ta'ala menghendaki, jika musuh mencaci maki, janganlah ditanggapi dengan caci maki, melainkan bersabarlah. Akibatnya musuh akan mengakui keunggulanmu dan akan malu sendiri. Hukuman ini akan lebih unggul daripada hukuman yang dapat kamu berikan padanya dengan pembalasan dendam. Dengan pembalasan dendam sebagian kecil orang bisa sampai pada langkah pembunuhan. Tetapi ini bukanlah tuntutan kemanusiaan dan tujuan takwa. Akhlak baik itu seperti sebuah permata yang juga berpengaruh pada sejahat-jahatnya manusia sekalipun. Orang-orang fasik yang menentang para nabi, khususnya orang-orang yang menentang Nabi kita Muhammad saw., keimanan mereka tidak tergantung pada mukjizat, dan mukjizat tidak menjadikan mereka puas. Sebaliknya, mereka menerima dan mengakui kebenaran Nabi Muhammad saw. karena melihat akhlak luhur beliau. Keajaiban akhlak bisa bermanfaat dan bisa menyelesaikan urusan yang tidak bisa dilakukan oleh kekuatan mukjizat. Inilah pengertian, "Istiqomah lebih baik daripada seribu karomah." Khususnya pada zaman sekarang, tidak begitu banyak orang yang menaruh perhatian pada karomah. Namun jika didapati seseorang yang berakhlak luhur, maka sedemikian banyak orang yang condong kepadanya. Itu bukanlah hal rahasia. Tiupan akhlak terpuji juga menimpa pada orang-orang yang tidak dapat menemukan ketenangan dan kepuasan dengan melihat berbagai macam tanda. Masalahnya adalah, sebagian orang beriman karena melihat mukjizat dan keajaiban lahiriah. Sebagian yang lain beriman karena melihat beberapa kebenaran dan ilmu pengetahuan. Namun kebanyakan orang mendapatkan hidayah serta kepuasan, dan beriman karena melihat akhlak luhur dan kebaikan. Nabi kita Muhammad saw. memperoleh berbagai macam mukjizat. Lihatlah, tak terhitung mukjizat yang beliau peroleh. Pada beliau terdapat kumpulan tiga macam mukjizat. Mukjizat lahiriah misalnya terbelahnya bulan, dan mukjizat-mukjizat lain yang jumlahnya lebih dari tiga ribu. Dalam seluruh kandungan Quran Syarif berlimpah dengan mukjizat ilmu pengetahuan dan kebenaran yang baru setiap waktu. Sehubungan dengan mukjizat akhlak, wujud suci beliau sendiri sebagai bukti ayat:
اِنَّكَ لَعَلٰی خُلُقٍ عَظٍيْمٍ 
"Sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang agung." (Al Qalam, 68:4).
(Manzur Ilahi/Malfuzat Ahmadiyyah jld. 2, hlm.  70-71).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar