Rabu, 03 April 2019

Insan yang Layak Menjadi Wali Allah



Banyak sekali orang yang memiliki keadaan hidup tidak bermoral dan mewah. Mereka menginginkan kejayaan dunia, kehormatan dunia, dan harta kekayaan. Mereka menghabiskan umurnya dengan keinginan semacam itu dan usaha untuk mencapainya. Keinginan mereka tidak ada batas akhirnya, hingga datang pesan kematian. Allah Ta'ala telah memberikan kekuatan kepada mereka. Jika mereka memanfaatkannya, mereka akan mendapatkan kebenaran. Allah Ta'ala tidak pelit pada siapapun. Namun mereka tidak memanfaatkan kekuatan tersebut. Inilah kemalangan mereka. Beruntung dan berbahagialah orang yang memanfaatkan kekuatan pemberian Allah ini. Banyak juga orang yang ketika dikatakan kepada mereka agar takut pada Allah Ta'ala, mematuhi perintah-Nya, dan menghindari watak jahat; mereka mengatakan, "Apakah dengan itu kami bisa menjadi wali?" Perkataan seperti itu menunjukkan ketidakpercayaan dan kecurigaan pada Allah. Apakah Allah Ta'ala mempunyai kekurangan, seperti majikan yang terbatas kemampuannya dan jika tidak ada pelayan akan tak berdaya? Sama sekali tidak. Sebaliknya, siapapun yang menciptakan hubungan yang tulus dengan Allah Ta'ala, dia bisa memperoleh karunia seperti yang telah dianugerahkan pada orang-orang tulus
 sebelumnya. Allah Ta'ala menamai (menyebut) wali untuk hamba-hamba-Nya yang tercinta. Apakah menunjuk atau mengangkat wali itu sulit bagi Allah? Sama sekali tidak. Hal itu sangat mudah bagi-Nya. Yang Dia perlukan  hanyalah: "Insan yang berjalan di jalan-Nya dengan ketulusan, kesabaran, keteguhan, dan kesetiaan. Langkahnya tidak goyah walaupun ada penderitaan, kesulitan, dan musibah."
Apabila manusia berusaha menjalin hubungan yang tulus dengan Allah Ta'ala, menghindarkan diri dari hal-hal yang menyebabkan ketidakridaan Allah, mengikhtiarkan kebersihan dan kesucian sejati, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang kotor, maka Allah Ta'ala pun menjalin hubungan dengannya, dan menjadi dekat dengannya. Tetapi apabila manusia menjauh dari Allah Ta'ala, dan tidak berusaha untuk keluar dari hal-hal yang kotor, maka Allah Ta'ala pun tidak peduli padanya. Sebagaimana difirmankan oleh Allah:
فَلَمَّا زَاغُوْآ اَزَاغَ اللّٰهُ قُلُوْبَھُمْ
"Tetapi tatkala mereka menyimpang, Allah membuat hati mereka menyimpang." (Ash Shaff, 61:5).
(Manzur Ilahi/Malfuzat Ahmadiyyah jld. 2, hlm. 158-159).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar