Allah Ta'ala berfirman:
"Maka tetaplah pada jalan yang benar (lurus) seperti yang diperintahkan kepadamu, dan juga orang yang bertobat bersamamu." (Hud, 11:112).
Rasulullah Muhammad saw. pernah bersabda, "Surat Hud menyebabkan aku tua." Karena menurut perintah (dalam Quran, surat Hud ayat 112) itu, sangat berat tanggung jawab yang diberikan kepada beliau. Pemenuhan perintah untuk meluruskan diri sendiri dan menaati sepenuhnya hukum-hukum Allah Ta'ala, sehingga manusia ada hubungan dengan-Nya adalah hal yang mungkin. Tetapi membuat orang lain seperti itu tidaklah mudah. Dari hal itu dapat diketahui kemuliaan dan kekuatan suci Nabi kita Muhammad saw. Betapa cermat beliau melaksanakan perintah dan hukum-hukum-Nya, sehingga berhasil menyiapkan jemaah suci para sahabat yang mulia, yang dinyatakan:
"Kamu adalah umat terbaik yang dibangkitkan untuk manusia." (Ali Imran, 3:110).
Dan mereka memperoleh kata pujian:
"Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya." (Al-Maidah, 5:119).
Pada masa kehidupan beliau, kaum munafik di Madinah tidak bisa bertahan.
Pendek kata, sungguh luar biasa keberhasilan beliau, tidak ada bandingannya dalam kejadian kehidupan nabi-nabi lainnya.
Maksud Allah, janganlah kita hanya sebatas pada percakapan dalam mengikuti hukum Allah. Karena jika mengikutinya hanya sebatas pada percakapan dan kemunafikan, lalu apa bedanya kita dengan orang lain dan apa keunggulan kita? Kita hendaklah menunjukkan contoh amaliah yang ada pancaran cahaya di dalamnya, sehingga bisa menerangi atau mempengaruhi orang lain. Apakah ada orang yang senang barang kotor? Selama ada noda pada pakaian, tentu orang tidak akan menyukainya. Begitu pula, selama dalam hati kita tidak ada kesucian dan pancaran cahaya, tidak mungkin ada yang tertarik. Setiap orang senang hal yang bagus. Begitu pula, selama akhlak kita tidak bagus, kita tidak akan bisa mencapai posisi terpuji. (Disarikan dari Malfuzat Ahmadiyyah, jilid 1, hlm. 347-348).m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar