Tidak ada keraguan bahwa pendusta sangat cepat mengalami kehancuran. Orang yang mengatakan bahwa dirinya dari sisi Allah dan dimuliakan dengan menerima ilham dan kalam Allah, padahal dia bukan dari sisi Allah dan tidak menerima ilham dan kalam Allah, maka dia akan mati dengan kematian yang amat buruk. Akhir kehidupannya buruk sekali dan patut menjadi peringatan. Tetapi orang yang benar dari sisi-Nya, dia matipun tetap hidup (nama baiknya). Karena karunia Allah Ta'ala melimpah padanya, dan ruh kebenaran ada dalam dirinya. Seandainya dia diremukkan, dijadikan bubuk dan disatukan dengan debu dengan berbagai ujian, ada hujan kutukan dari empat penjuru, dan ada rencana sepanjang waktu untuk membinasakannya, dia tetap tidak binasa. Mengapa tidak binasa? Karena berkah 'ikatan sejatinya' dengan Allah sebagai Kekasih Hakiki (mahbuub haqiiqii). Allah menurunkan musibah paling banyak kepadanya, bukan untuk menghancurkan dia, melainkan untuk meningkatkan buah dan bunga (kebaikan dan kemanfaatan) sebanyak-banyaknya.
Menurut sunatullah, untuk mencapai kemampuan cemerlang pada awalnya ada goncangan. Misalnya, tatkala petani membajak tanah sampai beberapa hari, dengan mengoperasikan bajak itu dia mencabik-cabik tanah, sehingga tanah yang kelihatan keras dan kasar seperti batu menjadi hancur seperti bubuk. Orang yang tidak tahu menganggap bahwa petani itu merusak tanah yang baik sehingga tidak layak untuk duduk dan berbaring. Namun perbuatan petani yang bijaksana itu tidak sia-sia. Dia mengetahui dengan baik bahwa kemampuan hebat tanah itu tidak mungkin tampak tanpa ada goncangan penderitaan seperti itu.
Begutu pula, pada waktu penaburan benih petani menyebar biji-biji padi berkualitas unggul di tanah itu. Biji-biji padi itu bercampur di tanah, bentuk dan keadaannya mirip tanah, dan warna aslinya hilang sama sekali. Petani yang bijaksana itu melemparkan biji-biji padi di tanah bukan karena menganggap mereka hina, sebaliknya dalam pandangannya biji-biji padi itu sangat berharga. Bahkan dia melemparkan biji-biji padi itu di tanah agar satu satu biji mengeluarkan seribu seribu biji, mereka tumbuh dan berkembang, melahirkan berkah dan bermanfaat bagi hamba Tuhan.
Demikianlah, Allah terkadang melemparkan hamba-hamba-Nya tertentu di tanah (dunia), orang menginjak-injak mereka, tampak kehinaan mereka dalam segala hal, kemudian setelah beberapa hari mereka keluar seperti rumput-rumputan dengan warna dan bentuk yang indah yang menakjubkan orang-orang yang melihatnya. (Disarikan dari Malfuzat Ahmadiyyah, jilid 1, hlm. 1-2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar