Layak disebutkan di sini bahwa apa saja yang telah kami jelaskan tentang Ruhul Quddus (roh suci), Ruhul Amin (roh yang dipercaya) dsb., sebenarnya tidak bertentangan dengan keyakinan tentang malaikat yang dianut umat muslim. Lagi pula para peneliti muslim sama sekali tidak menerima atau mengakui pandangan bahwa para malaikat dengan wujud pribadi mereka turun ke bumi dan berjalan-jalan seperti manusia. Pandangan ini bertentangan dengan akal. Karena jika para malaikat harus turun ke bumi dengan wujud asli mereka untuk melaksanakan tugas mereka, maka akan sangat tidak mungkin bagi mereka untuk bisa menyelesaikannya.
Misalnya, malaikat maut (malaikat pencabut nyawa). Setiap detik siang dan malam ia mengunjungi ribuan orang yang tinggal di negara-negara yang berbeda di seluruh belahan dunia, yang jaraknya antara yang satu dengan yang lain ribuan mil; jika ia pertama-tama harus berjalan menuju tempat tinggal setiap orang, kemudian setelah bersusah payah ia mengeluarkan nyawa dengan kesempatan satu detik saja per orang, maka betapa banyak waktu yang diperlukan untuk pekerjaan itu, sehingga jangka waktu berbulan-bulan pun tidak mungkin mencukupi. Apakah mungkin bagi siapa pun untuk bertindak seperti manusia dan kemudian dalam sekejap mata atau bahkan kurang dari itu, kembali ke tempat yang sama, setelah melakukan perjalanan menembus seluruh dunia? Tidak, sama sekali tidak mungkin.
Sebaliknya, para malaikat tidak berpindah sedikit pun dari tempat asli yang telah ditentukan oleh Allah Ta'ala, untuk menjalankan tugas mereka. Allah Ta'ala, atas nama para malaikat berfirman dalam Quran Syarif:
وَمَا مِنَّا اِلَّا لَهُ مَقَامٌ مَّعْلُوْمٌ وَّاِنَّا لَنَحْنُ الصَّآفُّوْنَ
"Dan tiada seorang pun di antara kami melainkan mempunyai tempat yang ditentukan, dan sesungguhnya kami berjajar dalam barisan." (Ash-Shaffat, 37:164-165).
Jadi intinya, seperti matahari tetap berada pada orbitnya, cahaya dan panasnya menyebar ke bumi, yang bermanfaat bagi segala sesuatu di bumi ini. Demikian pula para malaikat yang menurut mitologi Yunani mereka disebut roh langit, atau menurut istilah Zend Avesta (Kitab Suci agama Majusi, pent.) dan Weda (Kitab Suci agama Hindu, pent.) mereka disebut roh bintang-bintang, atau menurut istilah orang-orang yang mengesakan Allah mereka disebut malaikat Allah; para makhluk ajaib itu tetap berada pada tempatnya masing-masing. Mereka dengan tekun menjalankan layanan mereka, mengantarkan setiap benda yang ada di dunia ini untuk tumbuh dan berkembang hingga mencapai kesempurnaannya, sesuai dengan kebijaksanaan Allah Yang Maha Sempurna. Para malaikat ini melaksanakan pelayanan lahiriah dan pelayanan batiniah.
Seperti matahari, bulan dan planet lain memengaruhi tubuh dan semua kekuatan lahiriah kita; begitu pula para malaikat memengaruhi hati kita, pikiran kita, dan semua daya ruhani kita, sesuai dengan kemampuan pribadi kita masing-masing.
Pengaruh itu dapat diilustrasikan sebagai berikut: Mungkin ada partikel benda tersembunyi di bumi, setitik memasuki cangkang tiram, setitik memasuki rahim, melalui pekerjaan yang dilakukan oleh malaikat Allah, benda-benda itu bisa menjadi batu delima, berlian, garnet atau safir, mutiara yang indah, atau manusia dengan hati dan akal yang unggul.
(Diterjemahkan dari buku: Tauzih-i Maram, hlm. 14-16).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar