Minggu, 17 Mei 2020

Buruk Sangka terhadap Masih Mau'ud



Barangsiapa percaya, hendaklah meningkatkan dari tingkat percaya sampai tingkat yakin dan mengenal. Jangan sampai dia terjebak dalam buruk sangka. Ingatlah, sangkaan tidak mungkin berguna. Allah Ta'ala sendiri berfirman:
اِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِىْ مِنَ الْحَقِّ شَيْءًا
"Sesungguhnya sangkaan itu tak berguna sefikit pun melawan kebenaran." (An Najm, 53:28).
Keyakinan adalah suatu hal yang bisa membuat manusia berhasil dan mencapai tujuan. Tanpa keyakinan tidak ada yang bisa terjadi. Jika manusia dalam setiap hal selalu berburuk sangka dan curiga, maka akan sulit hidup di dunia, meski sesaat saja. Manusia membatalkan minum air, karena curiga jangan-jangan ada zat beracun yang tercampur di dalamnya. Manusia tidak bisa makan sesuatu dari pasar, karena curiga barangkali ada sesuatu berbahaya atau beracun di dalamnya. Lalu bagaimana manusia bisa hidup di dunia dengan kecurigaan? Inilah contoh besarnya. Dari contoh ini manusia bisa memperoleh faedah untuk perkara ruhaninya.
Kini berpikirlah sendiri, dan putuskanlah dalam hatimu. Bagaimana mungkin kamu bisa mempercayai aku sebagai Masih Mau'ud dan hakim yang adil, dan berbaiat kepadaku, bila kamu nenyimpan keberatan dan perlawanan terus menerus dalam hati? Jika sesudah percaya kepadaku, dalam hatimu masih ada kotoran atau penyakit atas keputusan, perkataan, atau perbuatanku, maka pikirkanlah  imanmu (kepercayaanmu). Ingatlah, dan ingatlah baik-baik, iman yang penuh dengan keragu-raguan tidak akan mewujudkan hasil yang baik. Tetapi bila kamu menerima dan mengakui aku dengan hati yang tulus bahwa aku sungguh-sungguh Masih Mau'ud dan hakim yang adil, maka di dalam menghadapi perintah dan tindakanku, lepaskan semua senjata (perlawanan) kamu, dan lihatlah keputusanku dengan hormat. Sehingga kamu ditetapkan sebagai orang yang menghormati sabda suci Rasulullah Muhammad saw. yang mulia. Kesaksian Rasulullah Muhammad saw. sudah cukup bagi kamu dan semua orang. Karena beliau memberi penghiburan bahwa Masih Mau'ud akan menjadi imam kamu dan akan menjadi hakim yang adil. Bila dengan itu kamu tidak terhibur atau puas, lalu bagaimana? Manusia menyatakan percaya, kemudian di sebagian sudut hatinya juga ada buruk sangka. Cara ini sama sekali tidak baik dan tidak mungkin diberkahi.
Seandainya aku tidak tulus, silakan pergi dan cari orang tulus. Mengertilah, kamu tidak akan bisa menemukan orang tulus yang lain waktu sekarang. Kemudian bila kamu tidak menemukan orang tulus yang lain, dan tidak akan pernah menemukan, maka aku meminta semacam hak yang Nabi Muhammad saw. berikan kepadaku.
Orang-orang yang menolak dan menentang aku, mereka tidak mengenal aku sama sekali. Orang-orang yang menerima dan mempercayai aku, kemudian juga menentang aku sangat malang, dia menjadi buta setelah melihat.
Isa Almasih as. mengatakan bahwa seorang nabi tidak tercela kecuali di tanah airnya. Dengan demikian, bisa diketahui bahwa nabi mesti pernah menanggung kesulitan dan penderitaan dari penduduk negara, tanah airnya. Bagaimana mungkin kami terlepas dari sunnah para nabi? Oleh sebab itu, kami pasti mendengarkan sesuatu dari para penentang kami. Hal itu sesuai dengan sunnah para nabi. Allah berfirman:
وَمَا يَاءْتِيْھِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَھْزِءُوْنَ
"Dan tidak pernah seorang Utusan datang kepada mereka, melainkan mereka memperolokkan dia." (Al Hijr, 15:11).
Sayang sekali, jika orang-orang dengan niat yang bersih datang ke tempatku, maka aku akan menunjukkan kepada mereka sesuatu yang Allah Ta'ala anugerahkan kepadaku. Tetapi mereka tamak dan dengki. Karena itu, bagaimana aku bisa membuat mereka mengerti? Apabila manusia dengan hati yang tulus datang untuk mencari kebenaran, maka semua masalah bisa diputuskan. Tetapi bila maksudnya untuk melancarkan fitnah dan kejahatan, maka tidak ada yang mungkin tercapai.
(Disarikan dari Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 3a, hlm. 44-45).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar