Kemahakuasaan Allah Ta'ala sangat menakjubkan. Dia memberikan karunia kepada siapa yang dikehendaki. Aliran-aliran karunia-Nya mengalir di dunia. Suatu kesalahan bagi manusia, yang meninggalkan Allah Yang Maha Kuasa, dan Yang memiliki karunia, lalu dengan tidak sabar pergi kesana kemari. Allah Ta'ala bisa menyediakan kenikmatan duniawi untuk manusia yang mengejarnya dengan cara yang halal. Allah Ta'ala sangat memperhatikan, menghargai, dan melindungi hamba-Nya yang tercinta. Tidak ada teman tercintanya yang bisa memperhatikan dan menghargainya seperti yang dipertunjukkan oleh Allah.
Sesungguhnya manusia jatuh dalam keraguan dalah masalah agama. Oleh karena itu, mereka tidak menjauhkan diri dari dosa. Manusia sedikit atau banyak hidup dalam kelalaian. Seandainya mereka tidak melakukan kelalaian, mengapa mereka mengalami siksaan (azab)? Allah Ta'ala menghendaki agar manusia mengerti kebenaran. Orang-orang menganggap suntikan vaksin ta'un untuk perlindungan mereka. Seperti anak laki-laki Nabi Nuh as. menganggap gunung sebagai tempat perlindungannya, untuk penyelamatan dari azab Allah Ta'ala. Tetapi sesungguhnya sesuatu yang bisa menyelamatkan manusia dari azab Allah adalah keyakinan sempurna pada adanya Allah. Karena tanpa keyakinan itu, tidak akan terwujud berkah dalam perbuatan, dan tidak akan bisa diperoleh keselamatan dari azab.
Jika hari ini orang berdiri kukuh di atas tauhid, musibah akan menghilang dengan cepat. Perhatian Allah Ta'ala tertuju pada perbuatan manusia. Dengan lisan orang-orang menyatakan Laa ilaaha illallooh (Tidak ada Tuhan kecuali Allah), tetapi dalam hati mereka tidak meyakini, dan tidak mengamalkannya. Apa yang sedang berlangsung pada saat ini, bertentangan dengan tauhid sejati dan keyakinan sempurna pada Allah. Pada masa
sekarang penghambaan terhadap sarana atau penyebab lahiriah begitu kuat, hal seperti itu tidak ditemukan pada masa lalu.
Wabah ta'un juga sebagai utusan Allah Ta'ala untuk tugas khusus. Sebagaimana prajurit diangkat untuk melaksanakan tugas resmi, melaksanakan perintah pemerintah menghadapi orang yang melakukan kesalahan dan pelanggaran, sekalipun saudaranya sendiri. Dalam pelaksanakan tugas seperti itu, dia tidak dianggap sebagai orang yang patut disalahkan. Begitu pula, apa salahnya wabah ta'un? Hendaklah ia dianggap rahmat dari sisi Allah. Karena ia menyerang untuk menyadarkan orang-orang yang lalai, dan meningkatkan orang-orang saleh dari posisi "suluk" (ingin mencapai kedekatan dengan Allah Ta'ala) menjadi "majzub" (tenggelam dalam cinta Allah). Allah Ta'ala sendiri menolong mereka, dan membuat mereka sadar dari kelalaian.
Rangkaian nasihat dari kami berlangsung terus-menerus, tetapi pengaruhnya sangat sedikit pada orang yang berwatak lalai. Dengan wabah ta'un bisa berpengaruh pada mereka. Orang-orang mulai berusaha mengambil manfaat dari nasihat itu.
Kebanyakan orang, dengan melihat orang lain mendapat hukuman atau siksaan, mereka kemudian tersadarkan untuk membenahi keadaannya sendiri. Hal ini termasuk fitrah manusia. Allah Ta'ala menetapkan hukuman berat untuk perbuatan zina, agar orang mendapatkan pelajaran dan peringatan dari hal itu.
Sekarang (waktu penyebaran wabah) merupakan kesempatan sangat baik untuk menciptakan orang-orang menjadi auliya' (para wali) dan ashfiya' (orang-orang pilihan, orang-orang yang suci batinnya). Sebaliknya, pada waktu tenang dan nyaman nasihat-nasihat sangat sedikit pengaruhnya.
Masih banyak orang dalam jemaat kami yang hingga sekarang tidak mengerti maksud kami. Namun diharapkan mereka akan mengerti. Karena mereka akan menyaksikan orang-orang yang tidak bertakwa mengalami hukuman. Dari Quran Syarif (24:2) diketahui bahwa ada segolongan orang beriman yang mempunyai sedikit kekurangan. Dengan melihat orang lain menjalani hukuman, mereka akan melakukan perbaikan diri.
(Disarikan dari Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 7, hlm. 494-496).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar