Jumat, 21 Februari 2020

Salat dan Kedekatan dengan Allah



Keyakinanku, seandainya diupayakan pelaksanaan salat (dengan benar dan difahami esensinya) hingga sepuluh hari, maka akan muncul penerang hati. Namun sebagian umat Islam pada zaman sekarang, meskipun menjalankan salat dengan teratur hingga 50 tahun, mereka didapati tenggelam dalam kehidupan yang rendah. Sampai mereka lalai dengan salat mereka, tidak tahu artinya apa yang selalu mereka baca dalam salat. 
Ada manusia yang sifatnya suka adat kebiasaan atau tradisi. Seperti itulah orang pada umumnya pada zaman sekarang. Mereka mengikuti adat kebiasaan dan tidak mengenal hakikatnya.
Barangsiapa berpikir bahwa tidak berdoa sesudah salat itu bid'ah, dia melakukan kesalahan. Hal ini sama sekali bukan bid'ah. Nabi karim Muhammad saw. mengajarkan kepada para sahabat pada zaman beliau, semua doa dalam bahasa Arab yang merupakan bahasa ibu mereka. Oleh karena itu mereka dengan sangat cepat mencapai tingkat ruhani yang tinggi. Tetapi tatkala Islam menyebar di negara-negara non-Arab, peningkatan ruhani tidak bertahan lama di kalangan umat Islam. Hal ini disebabkan oleh perbuatan mereka hanya tinggal sebagai adat kebiasaan atau tradisi yang tidak ada esensi di dalamnya.
Renungkanlah, seorang muslim Afganistan atau negara lain melaksanakan salat dalam bahasa Arab. Tetapi pelaksanaan salat itu tidak ada pengaruhnya pada mereka. Hal ini dikarenakan mereka tidak mengerti artinya, dan mereka menjalankan salat hanya sebagai adat kebiasaan. Ingatlah, adat adalah hal lain yang berbeda dengan salat. Salat adalah kunci untuk mencapai kedekatan Ilahi. Tidak ada sarana lain yang lebih baik daripada salat untuk mencapai kedekatan dengan Allah. Dengan salat pintu kasyaf terbuka. Dengan lantaran salat orang bisa menerima ilham dan kalam Ilahi. Salat adalah sarana khusus untuk terkabulnya doa.
Kami tidak menolak berdoa. Bahkan kami yang paling percaya akan terkabulnya doa. Jika Allah Ta'ala berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengijabahi (doa) kamu." (40:60),  mengapa kita tidak percaya pada terkabulnya doa orang beriman? Benar, Allah Ta'ala tidak mewajibkan orang untuk memanjatkan doa sesudah salat. Sunnah Nabi karim Muhammad saw. juga tidak mewajibkannya. Seandainya Nabi karim Muhammad saw. mewajibkan berdoa sesudah salat, maka meninggalkan berdoa sesudah salat itu perbuatan durhaka dan dosa.
Ingatlah baik-baik, salat adalah khazanah doa yang khas, yang diberikan kepada orang beriman. Karena itu, bagi orang beriman, selama salatnya belum benar janganlah memusatkan perhatian pada yang lain. Bila khawatir mewajibkan amalan yang sunnat, maka wajib hukumnya mendahulukan yang fardhu (wajib).
Barangsiapa menjalankan salatnya dengan khusyuk dan khuduk, kami tidak melarang bila dia juga berdoa di luar salat. Kami hanya menginginkan untuk memprioritaskan salat. Namun sebagian umat Islam dewasa ini tidak menghargai salat. Itulah sebabnya mereka menjadi sangat jauh dengan Tuhan.
Salat adalah mi'rajnya orang beriman. Dengan salat orang beriman menemukan ketenangan hati. Karena di dalam salat terkandung pujian bagi Allah Ta'ala, ikrar pengabdian kepada-Nya, istighfar, dan shalawat untuk Nabi karim Muhammad saw. Semua hal ini penting untuk peningkatan ruhani.
(Disarikan dari Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 6, hlm. 329-331).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar