Wabah adalah azab yang sangat berbahaya. Tidak hanya istri/suami dan anak-anak yang mengalami kehancuran, bahkan kadang-kadang sampai begitu banyak orang yang mengalami kematian. Sehingga tidak mungkin semua jenazah bisa diurus dan dirawat dengan baik. Banyak orang mati, tetapi kerabat dekat mereka yang masih hidup kehilangan pikiran sehat dan dalam keadaan di ujung kematian. Ada juga kejadian, karena pemilik rumah (keluarga) tidak mungkin bisa merawat jenazah, maka mayat itu dibuang di luar dan dimakan anjing serta binatang liar lainnya, kemudian mereka terkena wabah dan mati. Pelayanan pada orang sakit yang terkena penyakit berbahaya itu tidak bisa dilakukan dengan baik. Para perawat orang sakit itu sendiri diliputi rasa takut dan jijik. Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Syarif:
قُلْ مَا يَعْبَؤُا بِكُمْ رَبِّى لَوْ لَا دُعَآؤُكُمْ
"Katakanlah: Tuhanku tidak memedulikan kamu sedikit pun, sekiranya bukan karena doa (ibadah) kamu." (Al-Furqan, 25:77).
Maksudnya, sebagimana kamu mengabaikan kewajiban dan ibadah pada Allah, maka Allah pun tidak peduli sedikit pun padamu.
Wabah (di lain sisi) juga merupakan suatu hal yang baik. Karena ia menjadi sarana untuk menyadarkan manusia dari kelalaian dan menjadikan manusia waspada. Seandainya hal ini tidak terjadi, barangkali tidak ada lagi orang yang ingat dan takut kematian sekarang ini. Orang-orang yang bersifat sangat menyusahkan dan merugikan pun saat menyaksikan tempat menyebarnya kolera dengan cepat, darahnya seakan-akan mengering karena rasa ngerinya. Di tempat masing-masing orang diliputi ketakutan.
Beberapa orang bijaksana mengatakan bahwa karena orang membandel tidak mau meninggalkan keburukan, maka untuk itu hendaklah ada penggerak untuk perbuatan baik. Dunia ini akhirnya akan berakhir. Alam akhirat pasti adanya, dan merupakan alam kehidupan yang abadi. Bila orang datang di dunia ini, membuka mata, dan mempertunjukkan jejak serta pengaruh buruk, maka kemudian dia tentu akan menghadapi kesulitan.
Telah dikirimkan deraan wabah di negeri ini. Dengan wabah ini kelalaian kebanyakan manusia menjadi terjauhkan. Hal ini juga sebagai rahmat Allah. Tatkala hati manusia menjadi keras, maka azab semacam ini diturunkan. Hal ini termasuk sunatullah. Manusia tidak takut dengan kematian biasa. Tetapi, sebagaimana orang tua menganggap dirinya sudah dekat dengan kubur (kematian), demikian pula orang muda waktu ada wabah itu juga menganggap kematiannya sudah dekat.
Sehubungan dengan kelalaian dan mabuk syahwat, manusia tidak akan memperoleh pelajaran (kesadaran) kalau hanya dengan kematian biasa. Maka diturunkanlah wabah pada mereka sebagai azab yang menghancurkan ribuan manusia.
(Disarikan dari Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 5, hlm. 280-282).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar