Kamis, 02 Desember 2021

Empat Keunggulan Wali Allah (2)

 


Kedua, pemimpin para wali dan orang-orang terpilih memperoleh pemahaman dan pengetahuan Al-Quran yang tinggi.

Perlu diingat, ada ajaran Quran Syarif yang rendah, yang sedang atau rata-rata, dan yang tinggi. Ajaran yang tinggi berlimpah dengan cahaya pengetahuan, cahaya kebenaran, keindahan dan kebaikan sejati, yang sama sekali tidak bisa dijangkau oleh orang yang memilki kemampuan rendah atau sedang. Hanya pemilik sifat yang sangat luhur, pemilik fitrah yang suci, yang sifat atau wataknya penuh cahaya dan menarik cahaya ke arah dirinya, yang bisa mencapai kebenaran-kebenaran itu.


Ketiga, para wali besar mencapai derajat _syahadat_(menjadi saksi iman). Derajat _syahadat_ berarti, derajat ketika manusia dengan kekuatan imannya sangat percaya kepada Tuhannya dan Hari Pembalasan, sehingga seolah-olah dia melihat Tuhan dengan matanya sendiri. Kemudian dengan berkah keyakinan itu, kepahitan untuk melakukan perbuatan baik menjadi lenyap, setiap takdir yang ditetapkan Allah Ta'ala terasa manis seperti madu di hatinya, dan setiap cobaan atau penderitaan dilihat olehnya sebagai hadiah.

Oleh karena itu, _syahid_ adalah orang yang karena kekuatan imannya, dia (seolah-olah) melihat Tuhan. Dia merasakan pahitnya takdir Ilahi seperti menikmati manisnya madu. Derajat ini sebagai tanda untuk orang beriman yang sempurna.


Keempat, para wali yang sempurna dan orang-orang terpilih mencapai derajat _shalihin_ sepenuhnya. Seseorang disebut _shalih_ ketika batinnya bersih dari semua kejahatan. Dengan pembersihan semua hal yang kotor dan busuk itu, bisa dicapai puncak kenikmatan ibadah dan zikir Ilahi.

Sebagaimana karena penyakit jasmani, rasa dan kelezatan di lidah menjadi rusak. Demikian juga karena penyakit ruhani, rasa dan kelezatan dalam ruhani menjadi rusak pula.

Seseorang yang mengidap penyakit ruhani tidak bisa merasakan kenikmatan dalam beribadah dan zikir Ilahi. Dia juga tidak punya antusiasme, semangat atau dorongan untuk itu.

Sebaliknya, manusia sempurna (insan kamil) tidak hanya suci dari kekotoran dan kejahatan, bahkan kesucian dan kemampuannya banyak berkembang sehingga muncul tanda dan keajaiban di dalamnya.

Singkatnya, inilah empat level keunggulan (wali Allah), setiap orang beriman wajib berusaha untuk mencapainya. Itulah sebabnya di dalam surat Al-Fatihah Allah Ta'ala telah menetapkan doa bagi umat Islam, agar dengan doa itu mereka memohon empat keunggulan kepada-Nya. 

Doa itu sebagai berikut:


اِھْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ - صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْھِمْ -


"Pimpinlah kami pada jalan yang benar. Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat." 

(Al-Fatihah, 1:5-6).


Ayat ini telah dijelaskan di tempat lain dalam Quran Syarif (4:69). Yang dimaksud orang-orang yang telah diberi kenikmatan oleh Allah adalah para nabi, shiddiq (orang tulus), syahid (orang setia) dan shalih (orang saleh). Manusia sempurna (insan kamil) memiliki kombinasi keempat keunggulan itu dalam dirinya.

(Tiryaqul Qulub, hlm. 247-250).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar