Minggu, 05 April 2020

Mukjizat bukan Sihir



Untuk penampilan mukjizat yang paling utama bagi manusia adalah kesucian hati. Manusia yang hatinya penuh dengan ribuan macam kotoran, apakah bisa memperlihatkan mukjizat? Tentu tidak. Manusia sempurna (insan kamil) adalah orang yang hatinya takut pada Allah. Dia bertakwa, jujur, dan bersih dari kotoran. Apabila hal-hal ini tidak ada pada seseorang, maka dia hanyalah orang yang menampilkan pertunjukan (atraksi), yang melakukan ketangkasan tangan.
Di kota Jalandhar, India ada seseorang memperlihatkan atraksi sihir atau sulap. Dia mengatakan bahwa sehubungan dengan keahliannya, dia bisa menerima fatwa karomah dari para maulwi. Padahal dia mengetahui dengan baik hakikatnya. Sesudah itu orang ini melaksanakan baiat, masuk dalam jemaat kami. Dia bertobat dari perkara sihir yang dilakukan di beberapa tempat. Seandainya orang yang mempertunjukkan keajaiban di beberapa tempat itu orang bertakwa, mengapa begitu banyak kejahatan meningkat di sana?
Tanda-tanda dari Allah Ta'ala yang ditemukan pada hamba-Nya memberikan pengaruh suci pada hati manusia. Dengan tanda-tanda itu bisa meningkatkan keyakinan tentang adanya Allah, dan melahirkan kebencian pada dosa. Ahli sihir tidak ada hubungannya dengan ma'rifat Ilahi atau pengenalan pada Allah. Dia juga tidak bisa menciptakan perubahan suci pada batinnya sendiri maupun batin orang lain. Oleh karena itu, dia bukan dari sisi Allah Ta'ala.
(Disarikan dari Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 7, hlm. 489).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar